Pages

LAPORAN PRAKTIKUM TAKSONOMI TUMBUHAN (CRYPTOGAMAE) HEPATICOPSIDA

Rabu, 15 Februari 2012


I. TUJUAN LAPORAN PRAKTIKUM TAKSONOMI TUMBUHAN (CRYPTOGAMAE)  HEPATICOPSIDA

1. Mengamati berbagai macam anggota hepaticopsida
2. Mengamati bentuk tubuh dari preparat hepaticopsida
3. Mengklasifikasikan berdasarkan karekteristik preparat


II. DASAR TEORI
Tumbuhan lumut merupakan sekumpulan tumbuhan kecil yang termasuk dalam divisio Bryophyta (dari bahasa Yunani bryum, "lumut"). Tumbuhan lumut sudah menunjukkan diferensiasi tegas antara organ penyerap hara dan organ fotosintetik namun belum memiliki akar dan daun sejati. Kelompok tumbuhan ini juga belum memiliki pembuluh sejati. Alih-alih akar, organ penyerap haranya adalah rizoid (harafiah: "serupa akar"). Daun tumbuhan lumut dapat berfotosintesis. Tumbuhan lumut merupakan tumbuhan pelopor, yang tumbuh di suatu tempat sebelum tumbuhan lain mampu tumbuh. Ini terjadi karena tumbuhan lumut berukuran kecil tetapi membentuk koloni yang dapat menjangkau area yang luas. Jaringan tumbuhan yang mati menjadi sumber hara bagi tumbuhan lumut lain dan tumbuhan yang lainnya.
Klasifikasi yang menglompokan tumbuhan lumut kedalam satu divisi yaitu divisi Byopita, membagi lumuut dalm tiga kelas, yaitu hepaticopsida, anthocerotopsida, dan byopita. Hepaticopsida merupakan lumut yang paling primitive, anggotanya yang paling sederhana mempunyai thalus hijau, pipih seprti pica, sedangkan anggotanya yang sudah lebih maju mempunyai batang daun. Bryopsida merupakan lumut yang paling umum yang dikenal, semua anggotanya mempunyai batang dan daun, ada tumuh yang tegak ada tumbuh yang merayap. Anthoceroptosida mempunyai gametofit yang sederhana tetapi sporofitnya mempunyai daerah merismtik.merupaka cirri tipe jaringan yang lebih umum dijumpai pada tumbuhan tinggi.
Tumbuhan lumut mengalami pergiliran keturunan dalam daur hidupnya. Apa yang dikenal orang sebagai tumbuhan lumut merupakan tahap gametofit (tumbuhan penghasil gamet) yang haploid (x = n). Dengan demikian, terdapat tumbuhan lumut jantan dan betina karena satu tumbuhan tidak dapat menghasilkan dua sel kelamin sekaligus. Sel-sel kelamin jantan (sel sperma) dihasilkan dari anteridium dan sel-sel kelamin betina (sel telur atau ovum) terletak di dalam arkegonium. Kedua organ penghasil sel kelamin ini terletak di bagian puncak dari tumbuhan. Anteridium yang masak akan melepas sel-sel sperma. Sel-sel sperma berenang (pembuahan terjadi apabila kondisi lingkungan basah) menuju arkegonium untuk membuahi ovum. Ovum yang terbuahi akan tumbuh menjadi sporofit yang tidak mandiri karena hidupnya disokong oleh gametofit. Sporofit ini diploid (x = 2n) dan berusia pendek (3-6 bulan untuk mencapai tahap kemasakan). Sporofit akan membentuk kapsula yang disebut sporogonium pada bagian ujung. Sporogonium berisi spora haploid yang dibentuk melalui meiosis. Sporogonium masak akan melepaskan spora. Spora tumbuh menjadi suatu berkas-berkas yang disebut protonema. Berkas-berkas ini tumbuh meluas dan pada tahap tertentu akan menumbuhkan gametofit baru.

Tumbuhan lumut memiliki peran dalam ekosistem sebagai penyedia oksigen, penyimpan air (karena sifat selnya yang menyerupai spons), dan sebagai penyerap polutan. Lumut juga dikenal sebagai tumbuhan perintis, mampu hidup di lingkungan yang kurang disukai tumbuhan pada umumnya. Beberapa tumbuhan lumut dimanfaatkan sebagai ornamen tata ruang. Beberapa spesies Sphagnum dapat digunakan sebagai obat kulit dan mata. Tumbuhan lumut yang tumbuh di lantai hutan hujan membantu menahan erosi, mengurangi bahaya banjir, dan mampu menyerap air pada musim kemarau.

III. ALAT DAN BAHAN
III.1. ALAT
lup/kaca pembesar
III.2. BAHAN
Marchantia polymorpha, ricchia natan

IV. CARA KERJA
1. Amatilah preparat dengan bantuan lup maupun mikroskop:
a. Bagaimanakah karesteristik bentuk masing-masing preparat?
b. Apakah terdapat arkegonium dan anteredenium?
c. Gambarkan dilengkapi keterangan bagian-bagianya
d. Klasifikasikan berdasarkan karakteristik yang terdapat pada masing-masing preparat.


V. HASIL DAN PEMBAHASAN
V.1. HASIL
Preparat
Gambar
Keterangan
Lumut hati
(Marcanita Polimorpha)
1. Sporifit jantan (anteredium)
2. Spora
3. Gametoft
4. Rhizoid
5. Berwarna hijau
Lumut hati
Bertalus
(Riccia natan)
1. Kaliptra
2. Spora
3. Tangkai
4. Batamg
5. Rhizod
6. Thalus berbentuk daun
7. Berwarna hijau

V.2. PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini berjudul dari kelas Hepaticopsida yaitu mengamati secara makrokopis pada spesies Lumut hati (Marchantia polymorpha) dan Lumut hati berthalus (riccia natan). Dengan tujuan Mengklasifikasikan berdasarkan karekteristik preparat, dan Mengamati bentuk tubuh dari masing-masing preparat tersebut.

Pada pengamatan yang pertama yaitu kami mengamati pada spesies Lumut hati (Marchantia polymorpha) denagan mengamati secara makrokopis kami mendapatkan Talus seperti pita, kurang lebih 1 cm lebarnya, agak tebal, berdaging, bercabang-cabang menggarpu, dan mempunyai suatu rusuk tengah yang tidak begitu menonjol. Pada sisi bawah terdapat sisik-sisik perut dan rizoid-rizoid ysng bersifat fototrop negatif. Permukaan atas talus mempunyai lapisan kutikula sehingga hampir mungkin di lalui air. Sisa-sisa jaringan talus berupa sel-sel yang tidak mengandung klorofil dan berguna sebagai tempat penimbunan zat makanan cadangan. Gametangium didukung oleh suatu cabang talus yang tumbuh tegak.
Reproduksi seksual pada Marchantia melibatkan dua jenis tumbuhan, yaitu tumbuhan jantan, yang mengandung reseptakel anteridium dan tumbuhan betina yang mengandung reseptakel arkegonium. tumbuhan yang tersebar luas pada hutan yang lembab dan ternaung. Beberapa hasil pengamatan menyatakan bahwa tumbuhan ini sering tumbuh di daerah-daerah rusak akibat terbakar, terutama di daerah yang lembab. Dulu digunakan sebagai bahan obat penyakit hati. (hepar).” Untuk klasifikasi Marchanita polymerpha adalah:
Kingdom : Plantae
Divisi : Hepatophyta
Subdivision : Hepaticae
Class : Hepatopsida
Subclass : Marchantiae
Ordo : Marchantiales
Family : Marchantiaceae
Genus : Marchantia
Species : Marchantia polymorpha

Selanjutnya pengamatan yang kedua yaitu pada Lumut hati berthalus (riccia natan). Secara makrokopis kami dapat menggambarkan bentuknya bercabang-cabang. Talus bercabang ini bentuknya serupa dengan hati mamalia. Talus berbentuk hati yang lebarnya lebih kurang 1 cm. Pada bagian ventral terdapat beberapa rizoid dan banyak sekali sisik yang berwarna kecoklat-coklatan. Keduanya berfungsi untuk absorbsi air bila tumbuh di atas tanah, jumlah rizoid yang sangat banyak dan jumlah sisik-sisik di permukaan dorsal talus itu terdapat pori yang terbuka dan merupakan ruang udara yang internal. Setiap kali talus membagi diri, pembagianya menggarpu menjadi dua cabang yang sama atau lebih. Pertumbuhanya terjadi melalui aktifitas dari satu atau lebih sel ujung yang ada pada lekukan-lekukan talus.
Reproduksi tumbuhan lumut ini di lakukan melalui fragmentasi talus dan melalui spora yang di bentuk pada proses seksual. Organ seksual pada Ricciciocarpus terdapat pada dasar alur-alur di bagian dorsal talusnya. Arkogenium yang merupakn organ betina, berbentuk botol atau labu. Ricciciocarpus natans biasanya tumbuh terapung di air atau pada tanah yang lembab. Dan tumbuh di lantai hutan hujan yang membantu untuk menahan erosi, mengurangi bahaya banjir, dan mampu menyerap air pada musim kemarau.. Klasifikasi Riccia natan adalah:
Kingdom : Plantae
Divisi : Bryophyta
Classis : Hepaticae
Ordo : Marchantiales
Famili : Ricciaceae
Genus : Riccia
Species : Riccia natan


VI. KESIMPULAN

Dari pengamatan kali ini dapat di simpulkan bahwa Lumut Hati (Hepaticeae) Pada umumnya atau dapat dikatakan kebanyakan lumut hati hidup di tempat-tempat yang basah. Dalam tubuh terdapat tubuh terdapat alat penyimpanan air, atau dapat menjadi kering tanpa mengakibatkan kematiannya. Yang bersifat epifit ada yang dapat hidup pada daun pohon-pohon dalam rimba daerah tropika, dan karena hidupnya di atas daun itulah hingga lumut tadi merupakan suatu bentuk ekologi yang khusus dinamakan epifit. Hepaticae dapat dibedakan menjadi beberapa bangsa yaitu :
1. Bangsa Anthocerotales
2. Bangsa Marchantiales
3. Bangsa Jungermaniales
4. Bangsa Anthocerotales
Tumbuhan lumut juga pada umumnya memiliki peran dalam ekosistem sebagai penyedia oksigen, penyimpan air (karena sifat selnya yang menyerupai spons), dan sebagai penyerap polutan. Tumbuhan lumut dikenal sebagai tumbuhan perintis, mampu hidup di lingkungan yang kurang disukai tumbuhan pada umumnya. Beberapa tumbuhan lumut dimanfaatkan sebagai ornamen tata ruang. Beberapa spesies Sphagnum dapat digunakan sebagai obat kulit dan mata. Tumbuhan lumut yang tumbuh di lantai hutan hujan membantu menahan erosi, mengurangi bahaya banjir, dan mampu menyerap air pada musim kemarau.


DAFTAR PUSTAKA

Latifah, Eva. 2004. Biologi 2. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Estiati B, Hidayat. 1995.Taksonomi tumbuhan (Cryptogamae). Bandung: ITB Bandung
Muspiroh, Novyanti, dkk. 2010. Buku Panduan Praktikum Taksonomi Tumbuhan 1 (Cyptogamae). Cirebon: Pusat Laboratorium IAIN Syakh Nurjati.
Pearce, evelyn C. 1985. Anatomi dan fisiologi. Jakarta: Gramedia.
John w. Kimball dkk. 2006. Biologi jilid 3. Jakarta: Erlangga
Prawiro, Hartono. 2007. Sains Biologi. Jakarta: Bumi Aksara.
www.google.com//lumut/ Marchantiales.id.com. //wikipedia. Tanggal 23 november pukul 13.00 WIB
www.google.com// http:/ www.lumut hati.com. //wikipedia. Tanggal 23 november 13.00 WIB .http://id.wikipedia.org/wiki/Tumbuhan_lumut. Diakses 23 november 2010








Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Most Reading